Minggu, 22 April 2012

Galau

G : Gara-gara suatu permasalahan
A : Akhirnya pikiran menjadi kacau
L : Lalu apa solusinya??
A : Apapun yang terjadi, ingat sama Allah
U : Usahakan solusi terbaik untuk setiap permasalahan.

Sahabat-sahabatku, permasalahan akan selalu datang silih berganti menghampiri kita. Karena, memang itu adalah bagian dari hidup kita. Tergantung bagaimana cara kita menyikapi masalah itu, apakah kita membiarkan masalah itu barlalu begitu saja tanpa ada penyelesaian sedangkan kita lari dari masalah dengan mengejar kesenangan-kesenangan semu yang menurut kita itu adalah solusinya. Padahal kesenangan itu hanya sesaat dan setelah itu keresahan yang panjang justru akan datang. Atau kita merasa lelah dengan masalah yang datang silih berganti. Sehingga kita menganggap Allah tidak adil, sedangkan kita hanya diam saja bahkan berlarut-larut dalam kesedihan.

Sungguh indah, jika setiap kejadian yang menimpa kita, apapun itu akan membuat kita ingat dan mendekat kepada Allah. Hati tenang jika kita mengingat Allah. Yakinlah ketika Allah menganugerahkan cobaan(permasalahan) kepada kita, itu artinya Allah sangat tahu kemampuan kita dan pasti disesuaikan dengan kemampuan kita. Maka hadapilah permasalahan itu, jangan lari dari masalah. Sudah seharusnya setiap permasalahan yang kita hadapi itu kita jadikan sarana agar kita lebik baik dan lebih kuat. Dengan hadirnya suatu masalah kita belajar untuk ikhlas menerima, belajar sabar dalam menghadapinya dan belajar kreatif, aktif dan inovatif dalam mencari solusi.

Jadi, jangan biarkan masalah berlalu tanpa ada penyelesaian. Dekatkan diri pada Sang Maha Kuasa tiap kali datang permasalahan. Selanjutnya bukan semangat untuk lari yang kita butuhkan jika permasalahan datang, tetapi semangat untuk mencari solusi yang seharusnya kita kedepankan.

Sabtu, 21 April 2012

Muhasabah


Dalam perjalanan hidup dari awal hingga sekarang dan seterusnya, kita tentunya mempunyai tujuan. Dalam mencapai tujuan tentunya kita punya rencana, apa apa saja program kerja yang mengarahkan tercapai tujuan itu dan strategi apa yang bisa kita lakukan untuk sampai pada visi kita itu. Selanjutnya dari rencana itu kita realisasikan dengan pelaksanaan(tindakan). Dari tindakan yang kita lakukan, perlu adanya evaluasi(muhasabah).

Kita evaluasi,apakah kita selama ini sudah mengaktualisasikan rencana kita dengan tindakan nyata, apakah tindakan-tindakan kita selama ini sudah mengarahkan kita pada tujuan, tindakan mana yang perlu diperbaiki, tindakan mana yang perlu dihilangkan. Selanjutnya dari hasil evaluasi itu kita terapkan dalam kerja nyata. Dan terus menerus kita lakukan evalausi.

Dari apa yang terjadi pada diri kita pun, banyak pelajaran yang bisa kita petik, untuk selanjutnya kita evaluasi. Baik itu kejadian yang menyedihkan, menyenangkan, mengharukan dan kejadian kejadian yang lain. Rasanya rugi kalau kita tidak mengambil pelajaran dari apa yang terjadi pada diri kita. Lebih rugi lagi, jika dari apa yang telah terjadi pada diri kita membuat kita berlarut-larut dalam penyesalan dan kesedihan yang tak berkesudahan.

Dari kesalahan yang kita lakukan dan akibat yang ditimbulkan, kita harusnya belajar kedepannya lebih berhati-hati agar tidak terjebak dalam kesalahan yang sama. Dari kejadian menyedihkan yang menimpa kita, kita belajar untuk sabar dan ikhlas sehingga kedepannya kita bisa lebih sabar dan ikhlas dalam menyikapi kesedihan yang menimpa kita. Dari tindakan-tindakan kita yang baik dan terlihat dampak-dampak positifnya. Maka lanjutkan!!! Dan terus tingkatkan. Dan seterusnya.

Maka, jadikan evaluasi sebagaia salah satu sarana agar kedepannya kita lebih baik,lebih baik dan lebik baik lagi

Jumat, 20 April 2012

Jika Mengedepankan Perasaan


Bisa jadi suatu tugas,pekerjaan atau pun suatu kesulitan, sebenarnya bisa atau bahkan mudah untuk kita selesaikan. Namun, seringkali itu tidak bisa terselesaikan dengan baik atau bahkan kita tidak melaksanakan sama sekali. Begitu pun dengan kesulitan yang sedang dihadapi berlalu begitu saja tanpa ada penyelesaian sama sekali.

Perasaan. Ya perasaan. Seringkali kita mengedepankan perasaan daripada berfikir bagaimana menyelesaikan suatu pekerjaan. Perasaan apa yang dimaksud? Rasa was-was yang berlebihan, merasa belum terbiasa, kok rasanya berat ya,rasa-rasanya saya tidak mungkin melakukannya,atau bermacam rasa-rasa yang lain. Jika perasaan-perasaan seperti itu lebih mendominasi, ketika kita dalam kesulitan maupun dalam menyelesaikan pekerjaan, maka yang kenyataannya mudah menjadi tampak sulit, yang sebenarnya mudah terurai bisa tampak rumit, yang sebenarnya bisa dipikir dengan santai,  bisa menjadi beban pikiran yang berat yang ujung ujungnya membuyarkan konsentrasi kita.

Jika suatu kesulitan menyapa dan kita segera berfikir untuk mencari solusi, maka kita akan segera mendapatkan jalan keluar yang terbaik dan kesulitan pun segera terselesaikan. Kalau pun dari solusi yang kita dapat belum dapat menyelesaikan kesulitan, maka kita dapat mengambil pelajaran dari apa yang telah kita lakukan itu, selanjutnya kita lakukan evaluasi, kenapa solusi yang pertama belum dapat menyelasaikan kesulitan, apa yang perlu diperbaiki. Dari evaluasi itu kembali kita rumuskan solusi yang lebih baik untuk keluar dari kesulitan demi kesulitan.

Yakinkan dalam hati, bahwa Allah tidak membebankan suatu tugas di luar batas kemampuan kita. Allah  memberi cobaan pasti sudah disesuaikan dengan kemampuan kita. Selanjutnya kita maksimalkan pikiran kita, bukan perasaan. Kita maksimalakan pikiran untuk mencari solusi atas apa yang kita hadapi. Selanjutnya setelah solusi kita dapat segera realisasikan dengan tindakan nyata.

Kamis, 19 April 2012

Tawakkal Sejak Awal


Sahabat-sahabatku, salam kenal semuanya. Ini postingan pertama di blog ini, semoga bermanfaat :-)
Dalam berusaha,seharusnya tawakkal(berserah diri sepenuhnya kepada Allah) itu sudah ada sejak awal. Dan tetap terus menerus tawakkal hingga akhir tujuan. Tawakkal adalah amalan hati, jika sejak awal hati kita sudah berserah diri kepada Allah, maka hati kita menjadi tenang, tidak ada kekhawatiran. Jika hati tenang, pikiranpun juga tenang. Sehingga jika pikiran kita tenang(tidak terlalu galau), maka pikiran itu bisa kita fokuskan untuk menghasilkan ide-ide yang terbaik dalam merencanakan usaha. Seterusnya dari ide-ide yang baik kita realisasikan dengan tindakan dalam setiap usaha yang kita lakukan.
Sebaliknya, jika tawakkal itu tidak ada sejak awal bisa jadi hati akhirnya berbalut kekhawatiran, selanjutnya jika kekhawatiran itu merambat dan menyelimuti pikiran kita, itu akan memecahkan konsentrasi kita. Sehingga kita tidak bisa fokus dalam menghasilkan ide ide brilian. Hal itu juga berdampak pada tindakan-tindakan kita, misalkan kita jadi bingung sendiri apa yang harus di lakukan?dikarenakan tidak terhasilkan ide-ide bagus karena kita berlarut-larut dalam kegalauan dan hal ini berdampak pada yang lain juga misalnya : banyak hal yang seharusnya kita lakukan jadi tertunda.
Kalaupun kita berfikir tentang apa yang akan kita hasilkan nantinya, itu bukan untuk menjadikan kita terlarut dalam kekhawatiran, tetapi untuk tujuan lain. Misalnya, untuk mempridiksi, seberapa kira-kira hasil yang akan kita peroleh, sehingga dengan memprediksi, kita bisa menentukan tindakan-tindakan yang tepat dalam usaha kita.

Jadi, hati kita tawakkal kepada Allah, sehingga pikiran tenang dengan begitu pikiran(akal) bisa fokus untuk menghasilkan ide-ide yang brilian selanjutnya kita realisasikan ide-ide itu dengan (usaha)tindakan nyata dan tetap hasilnya kita serahkan sepenuhnya kepada Sang Maha Kuasa.